AGAMA SEBAGAI TONGGAK UTUHNYA BHINEKA TUNGGAL IKA
“ TIDAK ADA PERDAMAIAN DUNIA JIKA TIDAK ADA
PERDAMAIAN AGAMA”
HANS KUNG
Secara etimologi agama bearasal dari
kata A dan Gama yang berarrti A tidak
dan Gama yang berarti kacau, maka makna ini beriringan dengan definisi agama
yang berarti sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Maka konsep agama ini secara general tentulah tidak bertentangan dengan konsep “Perdamaian” dimana agama menolak akan kekacauan dan
mengatur akan hubungan tuhannya,manusianya,dan lingkungannya. Salah satu
indikator dari adanya perdamaian adalah dimana adanya kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakatnya, dan indonesia adalah agama yang majemuk dimana andagium
bhineka tunggal ika menjadi selogan yang menggambarkan akan kemajemukan
indonesia ini dimana ada begitu banyak suku, bangsa, dan agama dan tentulah
tidak mudah berkerukunan dalam kondisi pluralnya indonesia.
Agama menjadi hal yang sensitif dalam
pembahasan kehidupan masyarakat indonesia dan toleransi menjadi satu-satunya
jalan dalam menjaga keutuhan indonesia
dalam selogan bhineka tunggal ika ini yang berarti berbeda- beda tapi tetap satu, dalam pluralnya agama di
indonesia ini yang terdiri dari islam, katolik, nasrani, hindu,budha dan khong
hucu, dalam agama-agama tersebut tidak ada satu agama yang menolak akan adanya
toleransi beragama ini sebagai contoh
Dalam
konsep agama islam
Toleransi juga diajarkan dalam
prinsip-prinsip dasar agama islam, sebagaimana islam jauh-jauh hari sudah
mengingat¬kan agar jangan memaksakan keyakinan/agamanya kepada orang lain,
sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 256.
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Adapun yang dimaksud Thaghut dalam ayat di atas ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT.
Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Adapun yang dimaksud Thaghut dalam ayat di atas ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah SWT.
Menurut riwayat Ibnu Abbas, asbabun
nuzul ayat di atas berkenaan dengan Hushain dari golongan Anshar, suku Bani
Salim yang mempunyai dua orang anak yang beragama Nasrani, sedang dia sendiri
beragama Islam. Ia bertanya kepada Nabi saw : Bolehkah saya paksa kedua anak
itu, karena mereka tidak taat padaku dan tetap ingin beragama Nasrani. Allah
menjelaskan jawabannya dengan ayat di atas, bahwa tidak ada paksaan dalam
Islam?"
Islam sangat menghargai eksistensi agama lain dan begitu pula dengan penganutnya. Dalam sejarah Islam tidak pernah memaksakan keyakinannya ke-pada orang lain.
Ada beberapa ayat yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Qur'an Surat Ali Imran ayat 103 :
Islam sangat menghargai eksistensi agama lain dan begitu pula dengan penganutnya. Dalam sejarah Islam tidak pernah memaksakan keyakinannya ke-pada orang lain.
Ada beberapa ayat yang dapat menuntun umat Islam untuk mengembangkan konsep kerukunan antara sesama umat manusia. Misalnya Qur'an Surat Ali Imran ayat 103 :
Artinya :“Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan,
Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah,
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
Dalam hadist di riwayatkan pada suatu ketika datang menghadap beliau di Madinah beberapa orang delegasi Kristen dari Najran yang diketuai seorang pendeta besar. Delegasi itu beliau sambut dengan cara yang sangat hormat. Beliau buka Jubahnya dan dibentang¬kan di lantai untuk tempat duduk para tamunya itu, sehingga mereka kagum terhadap penerimaan yang luar biasa sopannya. Kemudian ketika datang waktu sem¬bahyang mereka, sedang gereja tidak ada di Madinah, maka Nabi mempersilahkan mereka sembahyang di Masjid Madinah menurut cara sembahyang mereka.
Dengan demikian semakin jelaslah ajaran keru¬kunan dalam Islam, dan ajaran tersebut pada dasarnya bersumber dari al-Quran dan sunn ah Rasul. Begitu komprehensifnya ajaran Islam sehingga bagaimana membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga terjadi ketertiban bermasyarakat.
Dalam hadist di riwayatkan pada suatu ketika datang menghadap beliau di Madinah beberapa orang delegasi Kristen dari Najran yang diketuai seorang pendeta besar. Delegasi itu beliau sambut dengan cara yang sangat hormat. Beliau buka Jubahnya dan dibentang¬kan di lantai untuk tempat duduk para tamunya itu, sehingga mereka kagum terhadap penerimaan yang luar biasa sopannya. Kemudian ketika datang waktu sem¬bahyang mereka, sedang gereja tidak ada di Madinah, maka Nabi mempersilahkan mereka sembahyang di Masjid Madinah menurut cara sembahyang mereka.
Dengan demikian semakin jelaslah ajaran keru¬kunan dalam Islam, dan ajaran tersebut pada dasarnya bersumber dari al-Quran dan sunn ah Rasul. Begitu komprehensifnya ajaran Islam sehingga bagaimana membina hubungan yang harmonis antara sesama manusia sehingga terjadi ketertiban bermasyarakat.
Dalam salah satu firman tuhan pun
dikatakan dalam surat al hujurat ayat 13 yang artinya: “Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian
di sisi Allah ialah orang yang paling takwa. Sesunggguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”
Dalam
konsep Agama Kristen Katholik
Dalam ajaran agama Katholik juga ditemui konsep tentang kerukunan, hal ini sebagaimana tercantum dalam Deklarasi Konsili Vatikan II tentang sikap, Gereja terhadap, agama-agama lain didasarkan pada asal kisah rasul-rasul 17 : 26 sebagai berikut: “Adapun segala bangsa itu merupakan satu masyarakat dan asalnya pun satu juga, karena Tuhan menjadikan seluruh bangsa ma¬nusia untuk menghuni seluruh bumi."
Dalam bagian lain dari Mukadimah Deklarasi tersebut disebutkan : "Dalam zaman kita ini, di mana bangsa, manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan antara bangsa menjadi kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaimana hubungannya dengan agama-agama Kristen lain. Karena tugasnya memeli¬hara persatuan dan perdamaian di antara manusia dan juga di antara para bangsa, maka di dalam deklarasi ini gereja mempertimbangkan secara istimewa apakah kesamaan manusia dan apa yang menarik mereka untuk hidup berkawan."
Deklarasi konsili Vatikan II di atas berpegang teguh pada hukum yang paling utama, yakni "Kasihanilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap, hal budimu dan dengan segenap kekuatanmu dan kasihanilah sesama manusia seperti dirimu sendiri.
Isi deklarasi di atas menggambarkan bagaimana bahwa pada dasamya manusia itu memiliki hak yang sama, tidak boleh membeda-bedakannya mesti mereka berlainan agama. Sikap saling hormat-menghormati agar kehidupan menjadi rukun sangat dianjurkan.
Dalam konsep Agama Protestan
Agama Protestan beranggapan bahwa
aspek ke¬rukunan hidup beragama dapat diwujudkan melalui Hukum Kasih yang
merupakan norma dan pedoman hidup yang terdapat dalam Al Kitab. Hukum Kasih
ter¬sebut ialah mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.
Menurut
agama Protestan, Kasih adalah hukum utama dan yang terutama dalam kehidupan.
orang Kristen. Dasar kerukunan menurut agama Kristen Protestan didasarkan pada
Injil Matins 22:37.
Dalam
konsep Agama Hindu
Pandangan
agama Hindu untuk mencapai kerukunan hidup antarumat beragama, manusia harus
mempunyai dasar hidup yang dalam agama Hindu disebut dengan Catur Purusa Artha,
yang mencakup Dharma, Artha, Kama, dan Moksha.
Dharma berarti susila atau berbudi luhur. Dengan Dharma seseorang dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Artha, berarti kekayaan dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan hidup. Mencari harta didasarkan pada Dharma. Kama berarti kenikmatan dan kepuasan. Kama pun harus diperoleh berdasarkan Dharma. Moskha ber¬arti kebahagiaan abadi, yakni terlepasnya atman dari lingkaran samsara. Moskha merupakan tujuan akhir dari agama Hindu yang setiap saat selalu dicari sampai berhasil.
Dharma berarti susila atau berbudi luhur. Dengan Dharma seseorang dapat mencapai kesempurnaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Artha, berarti kekayaan dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan hidup. Mencari harta didasarkan pada Dharma. Kama berarti kenikmatan dan kepuasan. Kama pun harus diperoleh berdasarkan Dharma. Moskha ber¬arti kebahagiaan abadi, yakni terlepasnya atman dari lingkaran samsara. Moskha merupakan tujuan akhir dari agama Hindu yang setiap saat selalu dicari sampai berhasil.
Upaya mencari Moskha juga mesti
berdasarkan Dharma. Keempat dasar inilah yang merupakan titik tolak terbinanya
kerukunan antarumat beragama. Ke¬empat dasar tersebut dapat memberikan sikap
hormat-menghormati dan harga menghargai keberadaan umat beragama lain. Tidak
saling mencurigai dan saling me¬nyalahkan.
Dalam
konsep Agama Budha
Pandangan agama Budha mengenai kerukunan hidup umat beragama dapat dicapai dengan melalui 4 jalan kebenaran. Yakni :
1.
Hidup
adalah suatu penderitaan (dukha).
2.
Penderitaan
disebabkan karena keinginan yang rendah (samudaya).
3.
Apabila
keinginan rendah dapat dihilangkan maka penderitaan akan berakhir.
4.
Jalan
untuk menghilangkan keinginan rendah ialah dengan melaksanakan 8 jalan utama
a.
Keper¬cayaan yang benar.
b.
Niat/pikiran
yang benar.
c.
Ucapan
yang benar.
d.
Perbuatan
yang benar.
e.
Kesadaran yang benar.
f.
Mata
pencaharian/usaha yang benar.
g.
Daya upaya yang benar.
h.
Semadhi/
pemusatan pikiran yang benar.
Dalam
pengajaran Budha Gautama kepada ma¬nusia telah dilaksanakan dengan dasar :
1.
Keyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat ditembus oleh pikiran manusia.
2.
Metta
berarti belas kasih terhadap sesama makhluk. Belas kasih terhadap makhluk ini
hendaknya se¬perti belas kasih seorang ibu terhadap putranya yang tunggal.
3.
Karunia,
kasih sayang terhadap sesama makhluk, kecenderungan untuk selalu meringankan
pende¬ritaan orang lain.
4.
Mudita,
perasaan turut bahagia dengan kebahagiaan makhluk lain tanpa bennda, iri hati,
perasaan prihatin bila makhluk lain menderita.
5.
Karma
(reinkarnasi). Hukum sebab akibat.
Dalam
konsep agama Khonghucu
Di antara ajaran atau lima sifat yang mulia (Wu Chang) yang dipandang sebagai konsep ajaran yang dapat men¬ciptakan kehidupan harmonis antara sesama adalah :
1.
en/Jin,
cinta kasih, tabu diri, halus budi pekerti, rasa tenggang rasa serta dapat menyelami
perasaan orang lain.
2.
I/Gi,
yaitu rasa solidaritas, senasib sepenanggungan dan rasa membela kebenaran.
3.
Li
atau Lee, yaitu sikap sopan santun, tata krama, dan budi pekerti.
4.
Ce
atau Ti, yaitu sikap bijaksana, rasa pengertian, dan kearifan.
5.
Sin,
yaitu kepercayaan, rasa untuk dapat dipercaya oleh orang lain serta dapat memegang
janji dan menepatinya.
Memperhatikan
ajaran Khonghucu di atas, terutama lima sifat yang mulia di atas di mana
Khonghucu sangat menekankan hubungan yang sangat harmonis antara sesama manusia
dengan manusia lainnya, di samping hubungan harmonis dengan Tuhan dan juga
antara manusia dengan alam lingkungan.
Dalam setiap agama menawarkan banyak
konsep dan ajaran yang berbeda dalam hal
toleransi dan hidup dalam kerukunan
meski berbeda- beda namun substansi dan tujuannya sama yaitu demi
kerukunan dan hidup ber toleransi lantas, bagaimana dengan realisasi dari
konsep-konsep toleransi dan kerukunan dalam beragama tersebut?
Realitanya dalam Temuan United
Nations Suppor Facility For Indonesian Recovery (UNSFIR), lembaga dibawah
payung United Nations Development Programme (UNDP) yang telah mengadakan
penelitian selama 10.000 jam dengan CPS UGM dan LP3S angka kematian akibat konflik sosial sejak
tahun 1990 hingga 2003 mencapai 10.758 jiwa, sementara insiden yang terjadi
akibat kekerasan kolektif sebanyak 3.608 kasus. Beberapa kasus diantaranya :
1.
Peristiwa
situbondo 10 oktober 1996
2.
Peristiwa
tasikmalaya pada tahun 1996
3.
Peristiwa
karawang 1997
4.
Tragedi
mei di jakarta 13-15 mei 1997
5.
Tragedi
kemanusiaan di ambon dan poso pada tahun 1998
Temuan tersebut dalam bentuk database di kantor
BAPPENAS jakarta. Krisis sosial ini banyak disebabkan oleh :
1.
Kecenderungan
munculnya kelompok- kelompok masyarakat dengan orientasi gerakan yang bercorak
komunalistik,partisan,eksklusifistik,bsektarian bahkan fasistik, yang cenderung
mensolusikan dengan cara-cara kekerasan.
2.
Institusi
sosial-politik, kurang mampu memainkan peran pencerahannya dalam masyarakat
3.
Institusi
negara masih terjebak dengan prosedural teknis birokrasi, sehingga bergerak
sangat lamban
4.
Institusi
agama cenderung terisolasi, formalistik, dogmatis, eksklusif, disfungsional dan
terjebak dalam proses pragmentasi yang mengkhawatirkan.
Ironis memang dalam banyaknya konsep toleransi dan
hidup rukun dalam beragama dengam majemuknya indonesia yang seharusnya kaya
akan toleransi dan saling rukun sesuai dengan ajaran dan konsep yang di
tawarkan dalam setiap agamanya namun realita dalam indonesia sendiri yang
majemuk ini masih saja ada saja tindakan yang tidak sesuai dengan apa yang
dikonsepkan dalam ajaran agamanya sehingga menjadi konsumsi dan menjadi salah
satu konsumsi politik di indonesia sendiri.
Namun,
berimbang dengan apa yang di lakukan oleh sekelompok masyarakat guna
mengimbangi dan meminimalisir gerakan intoleran ini dengan mengadakan beberapa
gerakan pro akan toleransi seperti komunitas- kominitas lintas agama yang ada
di indonesia ini seperti FKUB, Gusdurian, Jakatarub dan lain sebagainya yang
mengusung misi bersama yaitu damai dalam beragama, dan seminar-seminar baik
tingkat local sampai nasional yang mengangkat tema prihal toleransi beragama
lainnya seperti yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam fakultas hukum
UNPAS yaitu dialog lintas agama.
Jadi,
majemuknya indonesia ini dengan majemuknya konsep toleransi beragama tentulah
harus berimbang dengan realita yang terjadi dan dilakukan oleh tiap penganutnya
agar terwujud misi bersama bangsa indonesia yang tertuang dalam andagium
Bhineka tunggal ika.
Semoga bermanfaat..
Referensi:
Jirhanuddin, Perbandingan Agama Pengantar Studi
Memahami Agama-Agama, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010
WJS.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1980
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Adi Grafika Semarang, 1994
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Adi Grafika Semarang, 1994
Titanium Fitness Recipes and Recipes - Eat & Drink - Tioga
BalasHapusTIP TOTONY HOT mokume gane titanium DIGITAL CIRCLE OF 2020 escape titanium TOMATO. This was my favorite time of the year! I made a few tiny pieces of rice ffxiv titanium nugget and titanium iphone case a grade 23 titanium hot sauce
h478b9oakyw314 real dolls,dual stimulator,sex chair,penis sleeves,dildos,cheap sex toys,G-Spot Vibrators,horse dildo,sex toys z608x6mhtaa007
BalasHapus